Learn to be More Mature

Ketika memutuskan untuk menjadi lebih dewasa, saya mengetahui bahwa saya harus belajar untuk itu. Sebab, sesuatu yang baru tidak akan bisa dilakukan, kecuali dengan mempelajarinya. Salah satu bentuk pembelajaran adalah mengetahui detail dari sebuah persoalan.

Mari kita kuliti sampai esensi kata dewasa. Dewasa berartibisa menempatkan sesuatu secara tepat. Jadi, kebanyakan orang tidak bisa dikatakan dewasa secara utuh. Kebanyakan orang, dewasa pada beberapa sisi dan tidak dewasa pada sisi yang lain. Tapi, dengan pembelajaran, sebuah kematangan-yaitu sisi kedewasaan yang lebih banyak daripada sisi ketidakdewasaan- dapat diraih. Sebuah kematangan yang ditandai dengan tercapainya sebagian besar ciri-ciri kedewasaan.

Kedewasaan mempunyai ciri-ciri yaitu: sikap yang tepat, keberanian, kesabaran, tanggung jawab, percaya diri dan berpikir secara luas. Ini adalah penyederhanaan dari berbagai macam ciri. Ciri yang pertama, sikap yang tepat. Orang yang ingin belajar untuk lebih dewasa harus mengetahui bagaimana bersikap yang tepat pada kondisi, situasi dan orang yang berbeda-beda. Bagaimana kita bersikap kepada yang lebih tua tentu berbeda dengan bagaimana kita bersikap dengan kawan sebaya, apalagi dengan yang lebih muda.

Sebenarnya, karakter keberanian sebagai ciri kedewasaan, bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kita lihat, seekor ayam yang penakutpun akan menjadi galak dan berani ketika mempunyai anak yang masih kecil. Kita bisa mengambil hikmah dari hal ini, bahwa karakteristik melindungi harus kita miliki agar salah satu ciri kedewasaan terpenuhi.

Selain karakter melindungi, bentuk keberanian lain adalahkemandirian. Seorang dewasa, akan sangat malu apabila selalu menggantungkan diri kepada orang lain. Orang yang dewasa, akan berusaha melakukan sesuatu dengan sebisa mungkin tidak merepotkan orang lain. Coba Anda bayangkan, ketika kita menikah, pastinya mau tidak mau kita harus mandiri. Tidak boleh kita terus menerus bergantung kepada orang tua. Nah, itu sebabnya saya katakan bahwa kemandirian adalah salah satu bentuk keberanian. Walaupun begitu, ini tidak menafikkan sikap meminta tolong, ketika batas kemampuan melingkupi. Coba Anda baca kembali tulisan yang berjudul Meminta Tolong.

Selain karakter melindungi dan kemandirian, sebenarnya sikap mengalah juga merupakan bentuk keberanian. Sifat mengalah adalah sebuah keberanian yang dihiasi oleh kebijaksanaan. Dan bukan merupakan sifat pecundang. Di dalam tulisan yang berjudul Alasan Mengalah, dikatakan bahwa sifat mengalah harus menjadi karakter kita. Tapi, tidak menafikkan tindakan membalas, apabila sikap orang lain sudah keterlaluan. Orang yang bijaksana, mengetahui kapan harus mengalah dan kapan harus membalas.

Ciri yang ketiga, kesabaran. Orang yang dewasa adalah orang yang mampu menahan diri dari sesuatu yang menyenangkan maupun yang tidak mengenakkan. Ketika ditimpa musibah, kita harus bersabar. Ketika mendapatkan nikmat, bentuk kesabaran kita adalah bersyukur dan menahan diri untuk tidak pamer, meluaskan hati kita untuk berbagi dan bentuk kesabaran yang lain.

Diantara bentuk kesabaran adalah sikap tenang ketika ditimpa musibah. Dengan tidak menjerit-jerit, menjambak rambut dan tindakan negatif lainnya. Manusiawi ketika kita bersedih saat kehilangan sesuatu, tapi diperlukan sebuah kesabaran dalam menyikapinya. Nah, matang atau tidak matangnya pikiran kita bisa dilihat dari hal ini. Memang sangat berat, oleh sebab itu kita harus meminta tolong kepada Allah subhanahu wa Ta’ala.

Ciri yang keempat adalah tanggung jawab. Tanggung jawab mempunyai arti menjaga dan menunaikan amanah yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Setiap manusia mempunyai amanah yang harus ia jaga. Tubuh adalah amanah, keluarga adalah amanah, pekerjaan adalah amanah dan masih banyak lagi. Ketika manusia sudah tidak mau menjaga dan menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya, yang terjadi adalah kerusakan.

Oleh sebab itu, alangkah lucunya ketika ada orang yang tidak sanggup menjaga sebuah amanah, tetapi meminta amanah itu diberikan kepadanya. Apa yang terjadi ketika yang dinamakan amanah itu adalah sebuah masyarakat yang majemuk dalam hal keyakinan, budaya dan pikiran?

Hmmm, sepertinya terlalu berat membahas itu, lebih baik kita membahas tentang menjaga amanah sebagai bentuk kedewasaan saja. Tanggung jawab atau menjaga amanah ini adalah salah satu ciri yang membedakan seorang dewasa dengan seorang yang belum dewasa. Semakin dewasa seseorang, semakin bertanggung jawablah dia. Sebab, dia mengetahui bahwa segala sesuatu ketika dijaga dan ditunaikan dengan sebaik-baiknya, niscaya mendapat hasil yang baik (kecuali Allah subhanahu wa Ta’ala berkehendak lain).

Seperti petani yang menjaga tanamannya, dia rawat dengan sebaik-baiknya. Dia jauhkan dari hama dan burung yang mengganggu. Hasilnya, dia menunggu dengan optimis. Begitupun amanah, ketika dia jaga dengan baik-baik, dia tunaikan dengan baik-baik, hasilnya bisa dia petik dengan penuh optimis. Tapi orang yang bijaksana, tidak begitu mementingkan hasil. Mereka bertanggung jawab karena memang mereka mencintainya sebagai sebuah proses.

Ciri yang kelima adalah kepercayaan diri. Saya tidak menyebutkan percaya diri berarti percaya dengan kemampuan diri sendiri. Saya lebih senang mendefinisikannya sebagai sebuah harapan positif bahwa kita bisa melakukan sesuatu. Ini sebagai sebuah bentuk kerendahhatian kita terhadap Allah subhanahu wa Ta’ala, sebab segala sesuatu adalah milikNya, segala yang kita dapatkan adalah karena karuniaNya.

Ciri yang terakhir, berpikir secara luas. Kita pernah membahasnya beberapa bulan yang lalu. Coba Anda baca kembali,.

0 komentar:

Terimakasih Atas Kunjungan Anda dan Kiranya Bermanfaat dan Jangan Lupa Datang Lagi

SIHOTANGBLOG REGISTER

""This is a Personal Blog" "

MEMBER LOGIN

Lost your password?

LOGIN WITH OTHER ACCOUNT

Klik Here